Senin, 25 Agustus 2008

MASIHKAH ADA PEMIMPIN
ADIL DAN BIJAK SEBAGAI REFLEKSI DI BULAN RAMADHAN
OLEH ISMAIL SPD

Kalau kita berdiri dipinggir jalan disudut kota manapun , akan terucap kagum dan bermimpi didepan mata kita melihat pemandangan makin menjamur rumah rumah mewah dan mobil mobil bagus yang pasti kita berdetak sedih sementara disekitrrnya berdiri rumah gubuk dan orang miskin mengais mengambil sisa sisa ronsorakan dari kotak kotak sampah tersebut dan ketika si miskin menatap kedalam pagar sosok berpakaian sipil pegawai negeri , muncul dalam benak si miskin berapa sich penghasilan bapak itu? Demikian gambaran kecil tentang kenyataan realitas tentang sekitar kita betapa banyak uang Negara habis dimakan oleh oknum oknum sementara pembangunan masih kecil dinikmati oleh masyarakat kita.
Dalam tugas akhir penulis menyelesaikan strata satu , penulis mengukirkan karya terindah pemimpin Islam yang sosoknya patut kita ambil contoh dan dijadikan panutan di masa kita hidup penuh materialistis dan keserakahan sekarang ini dengan kesederhanaan dan rasa takutnya dia pada Allah SWT bila tindak tanduknya tidak sesuai dengan Al Quran sehingga hamper tiap malam beliau menangis dalam mikhrabnya takut kepemimpinan dapat mecelakainya kedalam api neraka..Sosok itu adalah Umar bin Abdul Azis seorang pemimpin bani Umayyah yang terkenal kejam dan hidup dengan kemewahan akan tetapi Dia sendiri bertolak belakang dengan keluarga nya .

Analog diatas mungkin mimpi di siang bolong seandainyanya ada kesadaran dari aparat dan pemimpin kita untuk berprilaku yang dicontohkan Umar bin Abdul Azis di jaman reformasi ini, idealis seorang akademis pada masa - masa di kampus berubah apabila ia akan masuk dalam lingkaran birokrasi dimana banyak sekali manipulasi dan rasa ingin memperkaya diri, sekarang ini banyak orang pandai bicara tentang kita harus brantas korupsi namun itu hanya lipstick dan kamuplase untuk mencari popoluritas dan akhirnya dikenal orang yang pada akhirnya sama seperti lainnya mengumpulkan kekayaan sebanyak banyak.Kita akan tahu dan paham firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 188 yang bunyinya sebagai berikut :

“ Dan janganlah kamu makan harta ( orang - orang yang diantara ) kamu dengan (jalan ) tidak betul dan (janganlah ) kamu bawa (urusan harta )itu kepada hakim hakim dengan maksud hendak makan sebagian dari harta orang (lain ) dengan (jalan ) dosa padahal kamu tahu ) “
. Ayat Al Qur’an diatas sudah mengingatkan kita dikala kita punya jabatan jalankan sesuai amanah dan jangan kita tanamkan dalam diri mumpung masih punya jabatan kapan lagi mengunakannya.Hasil yang kita dapatkan dari yang tidak benar apabila dibelanjakan untuk kepentingan keluarga maka kita telah menorehkan anak keturunan kita dengan makanan haram.
Banyak kasus korupsi yang terjadi di tanah air tidak semua terungkap kakapnya dan perampok yang telah mengeruk kekayaan Negara sehingga pinjaman - pinjaman pembangunan berasal dari luar membebani rakyat kecil yang makin terjepit, sangat ironis sekali bila ini semu terjadi,dari kasus korupsi di tanah air menempatkan pemerintahan kita sebagai Negara korupsi lima besar di dunia. Korupsi sepertinya penyakit kronis agak lambat untuk di basmi kalau semua anak negeri mau bersama membrantasnya dari tingkat rendah sampai level tinggi.
Bangsa kita telah hilang pemimpin yang dapat dijadikan panutan dan contoh suri tauladan, hampir setiap hari kita membaca setiap media masa saling mencari kesalahan dan tidak koreksi diri, timbul pertanyaan dari generasi muda ” beginikah Pemmpin Kami “ barangkali kita malu sebagian besar masyarakat kita beragama Islam dimana Rasullah SAW telah memberikan contoh keteladanan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemimpin.
Kalau kita kembali sejarah bangsa ini maka kita telah terperangkap oleh didikan colonial Belanda mengajarkan telah sikap ketamakan dan keserakahan serta sikap licik meraup kekayaan bangsa Indonesia, akar yang telah melekat itu merasuki para pemimpin kita dan aparat pemerintah dengan budaya mark up dan manipulasi.sesungguhnya kita harus bercermin pada bangsa Jepang, seandai ia melakukan kecurangan terhadap public secara gensstlemen mengundurkan diri ataupun melakukan hara-kiri alias bunuh diri menutup rasa malu.”maukah pemimpin bertindak demikian”
Manusia diturunkan oleh Allah SWT adalah pemimpin umat, pemimpin harus bertindak adil dan bijak yang diartikan bahwa ia benar benar mengabdikan seluruh jabatan yang disandangnya untuk orang lain tanpa mengharapkan dari jabatan tersebut kekayaan dan fasilitas seperti diikrarkan dikala mengucapkan sumpah janji memangku jabatan dengan kitab suci diletakkan diatas kepalanya.

Pasca tsunami telah menyambungkan silaturrahmi kita yang telah terkoyak oleh permusuhan dan pembangunan begitu melejit dengan masuknya pihak donor memberikan dana hibah dan grant untuk saudara kita yang terkena musibah dengan berapa banyak proyek berhasil dibangun walaupun muncul suara sumbang bahwa proyek - proyek tersebut banyak yang telah tertilap oleh oknum - oknum yang mencari kesempatan dari penderitaan saudara kita sementara kita telah makan ratusan nyawa saudara – saudara kita harus dipanggil ilahi ,ini sebuah keangkuhan kita sebagai manusia betapa tidak bijaknya tindakan tersebut ,Dan perlu diingathampir trilyun uang bantuan yng disumbangkan oleh donor membangun kembali Aceh yang hancur akibat tsunami utuh seperti semula dan bukannya bantuan donor tersebut masuk dalam kocek celana oknum tertentu.

Memasuki bulan ramadhan ini ada baiknya kita merefleksikan kembali diri kita sebagai hamba Allah dan pengikut Muhammad SAW sejauh mana tindak tanduk selama ini telah sesuai dengan petunjuk Al Quran dan hadist Rasullah dalam kehidupan serta memangku jabatan sudah mendekati semua berdasar pentunjuk tersebut sehingga disaat ramadhan ini serpihan serpihan kotor yang melekat dalam tubuh kita terhapus dan tekadkan diri kita untuk menjauhi semua larangan Allah agar hidup diberkahi olehnya dengan pancaran wajah yang bersih tanpa noda. Mari dibulan ramadhan kita bersama salingmengingatkan satu sama lain dan saling nasehat menasehati agar negeri kita menjadi negeri yang makmur dan diredhoi oleh Allah SWT sehingga negeri disegani oleh bangsa yangf lebih maju, bukan jadi bulan bulanan bangsa barat dan terakhir dari tulisan ini ada kata kata mutiara dari bapak presiden pertama kita Ir Sukarno “ kita harus berdiri dari kaki kita sendiri “ kata itu harus dicamkan dan hayati makna terkandung didalamnya bagi kita generasi muda. Amin