Jumat, 04 Agustus 2017

Hutang dan keseimbangan neraca keuangan

Dua dekade ini dalam penganggaran  negara dua model anggaran negara yang pertama telah dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan negara.Penganggaran negara yang didesain oleh pakar ekonomi sekelas gang berkeley dan gang ekonom dari universitas Indonesia yang pada dasarnya belum memberikan nilai tambah terhadap kemakmuran dan kesejahteraan yang kita inginnkan.
Model Anggaran yang pada soeharto dengan metode berimbang artinya antara pos belanja dan pos penerimaan berimanang yang kita pahami bahwa penerimaan negara dan pengeluaran negara harus sama.ini berarti bahwa apabila belanja negara 100 triliyun maka pemasukan harus sama namun bila target tidak tercapai pemasukan dari pendapat negara maka konskuensi negara harus berhutang pada negara negara lain dulu kita berhutang dengan IMF dengan Negara donor dibawa kendali belanda.Sedangkan model penganggaran defisit maka antara belanja dan pemasukan negara bisa saja defisit anggaran artinya pengeluaran lebih besar daripada pendapatan negara dari cukai.Untuk mengatasinya dilakukan dengan surat utang negara atau juga pinjaman pada luar negeri .
Sesungguhnya pola seperti ini model yang dilakukan di negara di dunia belahan manapun yang meniru model kapitalis atau barat sehingga kita tidak belajar dari banyak pengalaman dari negara negara lain yang berhasil mengefisiensikan belanja negara yang saat ini jika hitung defisit anggaran lebih dari 300 triliyun artinya angka 3 persen dari rasio DBR republik dan ini akan sangat membahayakan atau warning bagi kita jangan sampai diatas 5 persen dari DBR akan menganggu stabilitas negara karena penerimaan akan disedot oleh membayar bunga hutang dan lain lain nya
Sebenarnya sangat sederhana mengatasi hutang negara yang harus dilakukan oleh pemerintah tersebut seperti ;
1. Memperketat hutang swasta yang terkadang melebihi hutang negara
2. Banyak post post pengeluaran kementerian yang tidak penting tapi kalau dihitung banyak menghabisksn keuangan negara
3.membubarkan kelembagaan pada kementerian yang tumpah tindih dan tujuan sama seperti banyak di beberapa kementerian
Misal kalau Presiden jeli melihat pada kementerian Kemendesa itu banyak Direktorat yang sama dan itu pemborosan pengeluaran negara seperti Direktorat jenderal di Kemendesa dikurangi atau penggabungan misalnya Dirjen PDT dilebur dengan PPMD sehingga effisiensi pengeluaran post negara atau di kementerian dalam negeri terlalu banyak kelembagaan di lebur dan banyak yang lainnya dapat dilakukan mengurangi pengeluaran negara
3.Pengurangan pegawai negeri atau melakukan peraturan yang ketat,krn banyak pegawai negeri yang  absen pagi dan kembali absen sore atau tidak masuk dan kebanyakan perlu test kelayakan dan kompetensinya sehingga ini menjadi beban negara
4.Post perjalanan dinas untuk tingkat kementerian harus dikurangi dan rapat diluar kantor diawasi secara ketat dan pembentukan panitia panitia dalam suatu kegiatan dikurangi karena untuk apa pembentukan panitia panitia tersebut akan merugikan negara perlu diperketat kementerian negara serta sewa kendaraan untuk eselon dua dan tiga ditiadakan bisa mengurangi beban negara kalau pemerintah benar benar mau effisiensi terhadap pengeluaran negara.
Banyak cara yang bisa dilakukan negara mengurangi hutang negara kalau pemerintah benar benar mau melaksanakannya termasuk memperkecil pengeluaran seperti lembaga lembaga negara dengan melakukan perampinga lembaga dan pengeluarannya sehingga kita terhindar dari hutang bukan pemerintah mengurangi menekan rakyat kecil dengan kenaikan listrik,gas dan bbm.