Senin, 24 April 2017

Islam dan pengaruhnya terhadap peradaban Bangsa Indonesia

Sejarah Islam sudah masuk pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sejak abad ke 6 Masehi berdasarkan perjalanan dan kronologi yang ditulis oleh Ibnu batutah.Berita tersebut dikuatkan dengan ditemukan kerajaan-kerajaan Islam di perlak dan samudra Pasifik serta makam Patimah bin Maimun dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia
Sejak jaman Indonesia baru dan modern serta muktahir dalam ilmu sejarah Indonesia,maka Islam sudah memasuki ruang gerak perjalanan sejarah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sampai kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia serta penjajahan umat Islam sudah lebih dulu berperan melakukan menahan masuknya gelombang penjajahan bangsa Eropa dengan membawa misal Gold',gospel dan Gloria,termasuk kedatangan misi penyebaran agama Kristen di Indonesia salah satu nya adalah Xaverius dan Nomensen menyebarkan agama Kristen ke daerah yang belum sepenuhnya mendapatkan pengaruh Islam.
Perlawanan umat Islam itu berlanjut ketika melawan penjajahan bangsa Eropa dari tokoh tokoh Islam seperti imam Bonjol,pangeran Diponegoro, Hasanudin dan di timur sultan babullah dan lainnya
Perlawanan umat Islam tidak terhenti ketika Indonesia ditaklukkan kerajaan kerajaan Islam  akan tetapi pada sejarah Indonesia modern ketika munculnya gerakan di Turki dan adanya gerakan Wahabi mengerakkan kebangkitan umat Islam melawan kehadiran penjajahan Belanda lahirnya serikat dagang Islam dan lain lain yang kemudian muncul gerakan pembaharuan Islam oleh Muhammadiyah dan gerakan ulama oleh NU,
Pada awal pembentukan NKRI banyak tokoh tokoh Islam dalam komite BPUPKI dan PPKI dan harga termahal dan penghormatan umat dan tokoh Islam terhadap NKRI adalah isi dari pembukaan UUD dasar 45 dari Piagam Jakarta diubah dalam pembukaan UUD 45 sekarang ini.
Dalam mengisi kemerdekaan banyak peran umat Islam namun pengaruh kuatnya PKI partai Islam seperti Masyumi di bekukan sampai jatuhnya pemerintah Soekarno oleh Soeharto Melalui Supersemar.
Pada awal pemerintah Soeharto ada upaya menjauh kan umat Islam dari Soeharto namun muncul kesadaran Soeharto mengikut sertakan umat Islam dengan lahirnya ICMI dibawah BJ Habibie dan sangat berjasa Habibie terhadap mengembalikan Soeharto kepada umat Islam
Krisis ekonomi dan kegagalan ekonomi Soeharto mengundurkan diri oleh gerakan mahasiswa dan pada saat itu memang disengaja oleh pihak asing untuk melemahkan bangsa Indonesia dan pengaruh umat Islam.
Sampai jaman reformasi dari Gus Dur, Megawati,SBY dan akhirnya Jokowi.
Pada jaman Jokowi ada upaya membenturkan umat Islam dengan Jokowi namun harus disadari oleh Jokowi sebenarnya ini agenda asing ingin memperlemah bangsa Indonesia termasuk kasus Ahok sebagai jalan memecah Indonesia dan Jokowi harus ingat bahwa umat Islam Indonesia gerakan sangat kuat dan mudah digerakkan dan kekuatan Islam Indonesia sebagai ancaman dunia sehingga bangsa luar berusaha memecah kekuatan apalagi kekuatan asing tahu bahwa untuk melemahkan bangsa ini adalah mengadu domba umat Islam yang jumlahnya sangat besar.

Rabu, 19 April 2017

Renungan Kekalahan Pilkada DKI sebagai Intropeksi Partai PDIP di Masa akan Datang

Hirup pikuk pilkada DKI yang selama ini menjadi kondisi yang kurang simpatik berakhir dengan kekalahan Ahok untuk memenangkan gebernur Periode 2017 sampai 2019.Kekalahan itu buah dari happy ending dari strategi politik PDIP mencoba bermain politik tidak melihat pada kondisi sosial kulture bangsa Indonesia dan sikap Calon dari PDIP terlalu arogan dan statement menyinggung sebagain besar umat Islam DKI dan Bangsa Indonesia dengan pernyataan Surat Al Maidah Ayat 51.
Megawati sebagai tokoh sentral dalam partai PDIP seharusnya tidak mengambil keputusan gegabah dalam mencalonkan tokoh politik untuk kandidat pemimpin daerah tanpa melalui analisis secara makro dan sosial kulture sehingga pada akhirnya merugikan keberadaan pendukung partai  maupun simpatisan yang penatik yang tertarik menyumbangkan suaranya Krn percaya dari simbol simbol dan nasionalisme dari seorang Soekarno.
Mungkin tulisan tentang strategi politik ini pernah saya kemukakan namun kekalahan ini merupakan introspeksi bagi partai PDIP untuk melakukan kajian ulang terhadap konsep perjuangan sebagai sebuah partai yang memiliki masa yang besar tidak hanya percaya pada kekuatan ormas lain yang selama ini menjadi sekutu kuat pendukung PDIP.
Pandangan ke depan PDIP bukan partai wong cilik namun partai yang memperjuangkan  rakyat Indonesia yang benar memperjuangkan masyarakat berdasarkan sosial kultural yang mengakar pada Mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam.
Dan imbas yang jelas dari kekalahan di DKI berimbas pada beberapa calon yang diusung oleh PDIP di daerah daerah.
Pembelajaran Pilkada DKI harus dipelajari seksama oleh tim Litbang partai menyusun strategi politik lebih jitu lagi analisa bukan emosional dan bukan dukungan finansial yang kuat
Semoga Ibu Mega dan PDIP lebih cerdas dengan analisa yang tajam menentukan calon benar benar menarik simpatik rakyat. Semoga PDIP lebih membenah diri dan tetap menjadi partai Nasional tanpa dipengaruhi orang orang yang akan menghancurkan partai ini.Saya yah kn ibu Mega lebih mampu Krn hanya ibu Mega tokoh politik yang masih tetap eksis dan bertahan dari tokoh politik lain.Semoga banyak lagi anak anak muda tokoh politik yang yang direkrut  terutama tokoh muda muslim bergabung Utuk memperkuat partai ini pada misi dan tujuan yang ingin dicapai oleh proklamator Soekarno.