Senin, 20 Februari 2017

Sebuah strategi Politik yang keliru

Pencalonan Ahok oleh ibu Megawati   sebagai ketua partai PDIP bentuk dari strategi keliru dalam mempertahankan partai pemenang pada tahun  pemilu  2019 nantinya,ibu terpancing oleh hitung matematis dan suhu politik belum saatnya mudah diterima walaupun PDIP bersama koalisi berusaha memenangkan Pilkada namun imbas dari semua itu mengalami kegagalan pada pemilihan Pilkada di daerah terutama nantinya akan besar pengaruhnya pada pemilihan presiden dan legislatif pada tahun 2019.
Sebenarnya banyak calon yang lebih baik dari Ahok bisa dijadikan calon untuk pemilihan gubernur DKI Jakarta.
Kali ini ibu Megawati terpancing oleh pemikir pemikir beliau tanpa analisa ekskalasi dari pemilih militan partai PDIP dan pemilih dari golongan tertentu.
Angka 42 persen oleh Ahok pada putaran dibanding kan saudara Anies 39 persen dan Agus 17 persen  serta 2 persen yang tidak memilih bukan jaminan pasangan yang diusung PDIP akan menang menjadi gebernur DKI Jakarta.
Jika prediksi pemilih Agus lari ke pasangan Ahok 6 persen berati Ahok cuman dapat suara sekitar 48 persen sedangkan Anies mendapatkan 10 persen artinya suara Anis menjadi kemungkinan 51 persen dari tambahan suara yang tidak memilih sebelumnya memilih Anies maka dua hal akan terjadi pertama partai PDIP tidak mendapat   calonya menjadi gebernur dan kedua adalah suara PDIP pada pemilihan tahun 2019 akan mengalami suara pada kantong kantong jumlah pemilih cukup besar di Jawa tengah,Jawa timur dan Jawa barat.
Tentu saja kesempatan bagi Gerindra untuk mendulang suara pada kantong kantong menjadi basis kemungkinan PDIP mendulang suara.
Cukup mahal bagi ibu Megawati yang harus dipertaruhkan dalam pilkada kali apalagi isu isu yang muncul saat akan menimbulkan titik kelemahan untuk mempertahankan  sebagai partai pemenang pada pemilu mendatang.
Ibu Megawati seharusnya bisa menarik simpatik rakyat untuk menentukan calon yang tepat dan belum saatnya ditemerima hal yang masih tabu apalagi mayoritas penduduk Indonesia maka kecenderungan akan banyak memilih dari kalangan muslim walaupun secara tidak tersirat hal tersebut.
Optimisme dan realistis strategi yang dilakukan oleh ibu Megawati pada putaran walaupun seandainya menang masih dalam tanda kutip namun hal yang termahal bahwa suara PDIP pemilu mendatang kurang mendapat simpati dari calon pemilih
Kegagalan strategi merupakan hal termahal bagi sebuah partai politik dan harga mahal itu ditebus dengan lebih mahal lagi sebuah partai politik untuk bertahan lama dalam dinamika politik praktis di tanah air kita.
Mungkin sebuah ungkapan bahwa jangan terburu oleh sesuatu yang akan merugikan partai
Semoga Aja ibu Megawati memahami arti penting sebuah Litbang partai yang kuat apalagi pendewasaan pemilu tidak mudah terpengaruh oleh pencitraan dan money politik.
Ini sebuah ulasan strategi sangat penting untuk mempertahankan kepentingan partai yang lebih besar dimasa yang akan datang.
( Ismail Ahmad permehati sosial politik ).