Selasa, 08 Agustus 2017

Pancasila dan Intoleransi

Kemerdekan kita sudah dekat,72 tahun yang lalu bangsa Indonesia dibentuk oleh perjuangan founding Father yang melahirkan generasi generasi setiap dekade memiliki corak dan ragam mengartikan bangsa ini berdasarkan pada masing masing pemikiran generasi itu tumbuh dan berkembang.
Generasi pertama setelah kemerdekaan adalah generasi yang mencari pola dan bentuk mengisi kemerdekaan dalam mengintegrasikan arti kemerdekaan dan memperjuangkan negara kesatuan walaupun pada saat banyak hal perbedaan antara pemimpin membangun kesatuan dari ideologi dan pemahaman dari teori teori berkaitan ketatanegaraan untuk menghimpun bangsa ini agar tidak terkoyak koyak dan terpecah belah walaupun banyak terjadi intrik intrik yang melahirkan upaya meluapkan perbedaan yang harus dibangun dengan tokoh lainnya melalui perlawanan perlawanan seperti Terjadi di sumatera,jawa dan sulawesi dan kalimantan seperti PRI semesta,kahar muzakar,kartosuwiryo dan lain lain yang berbeda pendapat dalam menemukan titik temu arti kemerkaan dan tata negara yang dibangun serikat dan kesatuan
Keluarnya Dekrit presiden tahun 1959 kembali ke UU Dasar 1945 maka perbedaan itu disatukan kembali dan kemerdekaan diisi dengan membangun bangsa ini menjadi besar oleh pemimpin saat itu.Pada saat kembali ke UU 1945 kegalauan politik kembalinya dengan penetapan Soekarno Presiden Seumur Hidup disini kondisi politik Indonesia yang bergerak hanya 5 partai besar Masyumi,NU,PNI dan Partai Komunis namun masih adanya interik akhirnya nya Masyumi dibubarkan oleh Soekarno secara sepihak maka pada dekade 1960 an sampai 1965 dalam politik Indonesia hanya 3 partai yang kuat saat itu PNI,PKI dan NU. Dekade ini yang terjadi kita digiring PKI poros politik Cina- Pyongyang dan Indonesia serta Rusia kiblat politik kita dominan dan saat ini diuji kesetiaan bangsa ini terhadap UU Dasar 1945 yang didalamnya mengandung dasar pada paham kebangsaan kita tentang Pancasila sebagai dasar negara.Presiden Soekarno dengan mendirikan paham Nasakom yang bermakna nasionalisme,Agama dan Komunis disatukan sebagai doktrin Pada bangsa ini tidak mungkin dapat disatukan disatukan sisi dua paham mungkin bisa sedang kan komunis tidak mungkin bisa pasti akan terjadi pertentangan dalam kehidupan politik.Akhir dari kekuatan komunis yang sudah mengakar dalam kehidupan bangsa munculnya pemberontakan PKI tahun 1965 walaupun dalam sejarah peran untung dari militer sebagai kader partai komunis sangat kuat.Terjadi Gestapu 1965 berakhir dengan tragis terbunuh beberapa jendral dan perwira militer sebagai awal kejatuhan Soekarno dengan. Menyerahkan mandat pada Soeharto dalam Supersemar dan MPRS sebagai bentuk penurunan kekuasaan secara konstitusi terhadap Soekarno oleh Soeharto.
Era Soeharto kembali kita Pancasila sebagai kekuatan dalam kehidupan bangsa namun pada akhir kembali Pancasila didoktrin kepada semua lapisan masyarakat dan menutup keterbukaan terhadap bangsa pada akhir Soeharto harus jatuh pemerintahan oleh reformasi reformis namun reformasi telah melahirkan keterbukaan dan amandemen UUD 1945 kembali kita kembali pemikiran tahun 50 an dengan ruang sangat terbuka dan tidak pada tataran kehidupan sesuai kepribadian bangsa secara musyawarah dihilangkan dengan model demokrasi yang tidak berujung sampai pada pemerintahan Abdurrahman Wahid, Megawati,SBY dan Jokowi.
Era Jokowi imbas dari kekalahan pada pemilu 2014 menciptakan kondisi bangsa ini terpecah dan tidak memiliki kepercayaan bangsa sehingga pada saat banyak hal hal ynh tidak sesuai dengan bangsa ini sudah luntur dan upaya kembali seperti yang terjadi era pemerintahan Soeharto ingin dihidupkan dan hal yang dianggap berbeda maka dikatakan intoleransi dan tidak Pancasila.
Kita miris terjadi saat ini semua kehidupan bangsa seperti saling curiga dan menjatuhkan masing masing.Hal ini ditambah lagi perilaku pemimpin yang bertindak tidak beretika didepan publik melecehkan suatu kaum dan psikowar dalam berpolitik tidak sehat malah tidak menunjukkan Pancasilais dan intoleransi terhadap satu sama lain.
Terlalu lelah kita harus jatuh bangun membangun negeri dan jangan terlalu jauh menoleh model barat tentang demokrasi belum tentu cocok.Sudah jelas dalam pembukaan UUD 1945 tentang perlunya semua dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai mufakat dan ini menjadi integrasi dari kehidupan kita sebagai negara Pancasila serta sesuai dengan ajaran agama Islam terhadap bagai mana sesuatu keputusan itu pada musyawarah dan saling menghargai satu sama lain.
Lima dasar Pancasila itu sendiri bagian dari ajaran Islam yang tertuang dalam kitab suci Alquran.
Mari kita jaga Pancasila dengan saling menghargai dan menghormati agar kita menjadi Pancasila yang sejati bukan hanya slogan saja seperti diucapkan oleh pemimpin komunis namun akhirnya berusaha menjatuhkan pemerintah yang sah berdasarkan Pancasila sebagai amanat para pejuang kemerdekaan kita.( Tamat ).